Resep Anti Galau


Pernahkah kita menunda melakukan hal yang harus
dilakukan?
Tau pentingnya belajar dan mengembangkan diri, akan tetapi tidak punya waktu

Tau pentingnya olah raga, akan tetapi belum melakukan

Tau pentingnya menabung cuman tabungan sampai sekarang tidak terkumpul
banyak

Hayooo ngaku siapa yang kayak gt?

Jika ya, kenapa?

Kenapa ada hal yang penting akan tetapi tidak segera dilakukan dan kalau
dilakukan menjadian kita lebih baik?

Sebelum saya menjawabnya saya ingin bertanya kembali; kenapa
sesorang melakukan hal tertentu?

Ada jawaban ilmiahnya? Menurut psikologi aliran Behaviorisme mereka
berperilaku karena mencari senang dan menghindari sengsara. Jadi kalau ada
yang menyenangkan bikin orang bergerak meraih dan jika ada hal yang
tidak menyenangkan orang akan bergerak menghindari.

Mengapa akhirnya mereka bergerak menurut pola
tersebut?
Dasarnya adalah cara mereka berpikir dengan MEMBERI ARTI sesuai
KEYAKINAN orang tersebut. Jadi kalau orang tersebut mengartikan
menguntungkan maka dia akan bergerak meraih dan kalau mengartikan bahaya
maka dia akan bergerak menghindari.

Permasalahannya

  • Bukankah tau kalau olah raga bikin sehat cuman koq malah dihindari?
  • Bukankah tau kalau menabung itu bagus untuk financial masa depan
    kenapa orang malah gak nabung-nabung?
  • Mengapa orang tidak mengembangkan dirinya untuk belajar lagi untuk
    bertumbuh?

Jawabannya

Ada yang bertabrakan dengan cara memberi arti dalam hal ini

Maksudnya?
Orang tersebut memiliki dua arti berbeda dalam cara berpikirnya yang
bertabrakan antara meraih kesenangan dan menghindari sengsara. Akibatnya
otaknya BINGUNG dalam memproses informasi di pikirannya sehingga TIDAK
BERGERAK.

Dan itulah yang menyebabkan seseorang tidak menabung, olah raga, belajar
walau mereka tau penting.

Atau istilah anak-anak ABG sekarang,

Aku Galau…
Bagaimana Solusinya?
Setelah mengetahui kalau permasalahan dari orang tidak melakukan hal yang
dianggapnya penting merupakan dari adanya dua arti berbeda dalam pikiran
seseorang maka perlu diketahui dulu mengapa seseorang punya dua arti berbeda untuk hal tersebut

 

Kita ambil contoh

Olah raga
Cara berpikir 1.
Mengapa olah raga penting?
Olah raga bisa membuat saya menjadi sehat dan saya tau kalau olah raga
membuat saya terhindar dari penyakit dalam jangka panjang, membuang racun
dalam tubuh lewat keringat, membuat awet muda.
Namun jadi tertunda karena ada
Cara berpikir 2.
Nanti saja olah raganya
Lebih santai, olah raga itu capek, sehat-sehat aja tuh gak olah raga, mendingan
nonton tv, tidur dll
Akibatnya
Bertabrakanlah dua pola pikir ini dan membuat bingung otak kita membuat
keputusan, maka orang tersebut tidak melakukan apa-apa
Lalu
Merasa kepengen olah raga cuman males
Sedang santai tapi merasa berdosa karena gak berolah raga
Mengapa orang bisa hidup di dua cara berpikir ini?

Jawaban sederhananya adalah
Keserakahan
Mereka yang hidup di berbagai macam pola pikir mengakibatkan seseorang mau
memperoleh keuntungan di dua cara berpikir tersebut sekaligus menghindari
penderitaan dari melepaskan salah satunya

Olah raga itu sehat cuman harus keringetan dan capek, santai itu enak cuman gak
sehat kalau tidak olah raga

Menabung itu bagus untuk masa depan cuman harus menahan diri untuk tidak
mengeluarkan uang sekarang. Mengeluarkan uang lebih banyak mungkin
memberi kesenangan tertentu, cuman kalau dihabiskan jangan harap ada
tabungan akhir bulan

Kira kira yang terjadi seperti itu

Bagaimana solusinya?

Diperlukan penyadaran untuk mengambil TANGGUNG JAWAB kalau memang ada
konsekuensi logis yang harus terjadi kalau hal yang kita anggap penting tidak kita
lakukan cuman belum juga dilakukan.

Ilustrasinya
Jika seseorang menderita diabetes, lalu kakinya membusuk, maka jalan amputasi
adalah hal yang merupakan konsekuensi logis dibanding akan membahayakan
diri. Bukan masalah tidak sayang dengan kaki akan tetapi ini adalah konsekuensi
logis untuk hidup.

Maka dengan mengambil TANGGUNG JAWAB adalah masalah apakah seseorang
sadar bahwa

Hal tersebut adalah hal yang baik untuk hidupnya secara jangka
panjang.

Supaya enak dalam menjalankannya bagaimana?

Saya mau memperkenalkan sesuatu

Ada peneitian ilmiah

Penelitian Psikologi Ivan Pavlov yang populer disebut classical conditioning,
penelitian ini memakai pengkondisian terhadap seekor anjing, awalnya Pavlov
memberikan daging pada anjingnya, lalu ketika air liur anjing keluar, Pavlov
membunyikan bel, hal ini terus menerus dilakukan Pavlov sampai suatu saat
Pavlov hanya membunyikan bel saja, maka air liur anjingnya keluar.

Rokok

Ini adalah benda beracun, merupakan hal yang merugikan kesehatan, namun
pengkonsumsinya suka dengan barang ini. Rela tidak makan bahkan asal
merokok, dan bayar, yes bayar untuk diracun hehehe

Faktanya kalau tiap saya bertanya kepada merekaa yang merokok awal mencoba
rokok atau dekat dengan perokok ada perasaan tidak nyaman dengan asapnya,
batuk-batuk dan rasa tidak nyaman lain. Hanya saja setiap merokok dikaitkan
dengan: rasa macho, eksistensi, keren, hebat, pelepas stress, dll akibatnya
menjadikan perlu rokok untuk mendapatkan perasaan tersebut.

Maka yang terjadi dalam proses merokok adalah peristiwa psikologi seperti itu.
Lalu bagaimana cara merubah kebiasaan yang baik menjadi hal yang
memberdayakan bagi kita

Caranya sama persis, kaitkan perilaku tersebut dengan membayangkan hal yang
baik

Misal ketika mau berolah raga bayangkan badan yang keren jadi daya tarik lawan
jenis

Ketika menabung lihat orang tua atau anak yang kita sayangi lalu bertanya
bagaimana kalau suatu hari mereka sakit dan saya tidak bisa bayarin?
Ketika belajar bayangkan karier yang meningkat dstnya

Akibatnya
Dengan melakukan hal seperti ini, maka pikiran akan berkaitan dengan emosi
tertentu yang baik maka dampaknya akan menjadi hal yang baik menjadi
kebiasaan kita

Kalau merokok yang bercun aja bisa, masa kebiasaan-kebiasaan baik tidak bisa?
Maka

Ini adalah masalah mau atau tidak

Mau yah…

Intinya
1. Manusia akan MEMBERI ARTI dalam peristiwa dan ini menjadi awal perilaku
sesuai keyakinan manusia tersebut

  1. Manusia akan melakukan sesuatu (berperilaku) sebatas mencari
    kenikmatan dan menghindari kesengsaraan
  2. Masalahnya ada hal yang baik dilakukan akan tetapi tidak dilakukan. Ini
    karena seseorang memiliki dua cara berpikir berbeda
  3. Keserakahan mau menerima keuntungan dan menghindari konsekuensi
    dari cara berpikir ini mengakibatkan kebingungan akibatnya seseorang
    tidak berperilaku
  4. Diperlukan penyadaran dan tanggung jawab untuk menerima konsekuensi
    akan cara berpikir Kalau memang ada konsekuensi logis dalam keuntungan
    jangka panjang tersebut
  5. Jika seseorang mau lebih menyenangkan dalam membentuk perilaku yang
    baru, maka bisa dikaitkan dengan hal yang memiliki ARTI baik untuk orang
    tersebut

Leave a Reply